Jumat, Juli 18, 2008

Karakteristik Sebuah Situs PR Berdasarkan WEB 2.)

KARAKTERISTIK SEBUAH SITUS PR BERDASARKAN WEB 2.0

Ungkapan “Web 2.0” mengisyaratkan pada suatu format ditingkatan dunia web secara luas ; menyatakan bahwa teknologi seperti weblogs, social bookmarking, wikis, podcasts, RSS feeds (dan format lainnya, yang banyak diterbitkan), social software, Web APIs, Web standards, dan Web service menunjukkan suatu perubahan yang penting di dalam pemakaian web. Selama ini, PR telah mengalami perkembangan yang luar biasa, dimana PR bertugas untuk mengontrol pemberitaan media. Ya, itu sangat mudah dilakukan, ketika media besar mendominasi, dan pihak-pihak yang bisa melakukan publikasi sangat terbatas.

Di era web 2.0, dimana setiap orang bisa mempublikasikan pendapatnya. Maka perusahaan, seharusnya memiliki seorang PR yang dapat menyesuaikan teknologi baru, pemikiran baru, serta dapat menjadi publisher dan juga influencer. Dapat membantu perusahaan untuk mainstream conversation. Seorang PR harus menjalin hubungan baik dengan media, misalnya company visit, media luncheon, dan lain-lain. Seorang PR juga harus mempunyai hubungan personal yang baik dengan jurnalis, misalnya dengan mengajak jalan bareng.

Namun apakah sama sikap mereka sebagai jurnalis dan blogger? Ternyata sangat berbeda, sebagai seorang blogger mereka lebih santai, dan tidak menjaga jarak. Karena mereka memang tidak sedang mewakili media tertentu. Mereka mewakili diri sendiri dan mereka bebas menulis sesuka hati. Untuk itu sebagai PR bukan hanya mengajak jalan-jalan para jurnalis, tapi juga mesti ikut berkumpul di acara kopdar para blogger. Karena para blogger mempunyai hobi untuk berkumpul, dengan ikut berkumpul informasi yang ditulis oleh blogger bisa lebih dimoderasi. Tugas berikutnya yang juga harus dilakukan oleh seorang PR adalah blogwalking dan ikut kasih komentar. Karena ikatan batin blogger terjalin justru dari ajang ini...

PR Konvensional VS E-PR

PR Konvensional vs E-PR
E-PR vs PR KONVENSIONAL PENDAHULUAN Perkembangan public relations mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kemajuan-kemajuan dalam masyarakat di berbagai bidang. Kemajuan di berbagai bidang dapat membuat manusia semakin dinamis dan kritis. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan dan seluruh keadaan dapat dikacaukan. Kegiatan humas saat ini sangat diperlukan. Khususnya untuk di berbagai perusahaan besar atau kecil, organisasi dengan massa yang banyak maupun sedikit. Sehingga tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kita tidak memerlukan seorang humas atau praktisi public relations. Memang benar bahwa kegiatan kehumasan itu tidak bisa dilepaskan dari usaha untuk meningkatkan citra perusahaan. Praktisi public relations selalu maju disaat perusahaan atau organisasi berada dalam masalah, atau tertimpa krisis. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan praktisi public relations harus mengetahuinya. Apakah yang dimaksud dengan public relations, dan apakah fungsinya? Satu hal yang harus kita ketahui lebih dulu pengertian public relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya dan public umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan (J.C., Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York) Namun ada suatu kendala yang dihadapi saat ini adalah, bahwa untuk menjadi seroang praktisi public relations ialah para wanita dengan berpenampilan cantik. Sedangkan seperti yang kita ketahui masih banyak diluar sana wanita dengan kepribadian menarik dan mempunyai segudang pengetahuan daripada hanya menampilkan kecantikan belaka. Hal ini menutup kesempatan bagi pria untuk menjadi seorang praktisi. Tetapi seiring waktu persepsi wanita cantik dengan keahlian merayu kliennya itu mulai ditinggalkan. Untuk menjadi seorang praktisi, mereka adalah orang yang benar-benar bisa melobby kegiatan, sehingga apa yang direncanakan pun berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Orang-orang yang bekerja sebagai praktisi pun saat ini sudah mulai berkembang, khususnya di kota-kota besar tidak hanya wanita saja, namun pria pun sudah banyak dicari. Kegiatan public relations yang dulu hanya dikira kegiatan membohongi public, sudah mulai bergeser. Public relations disini berfungsi sebagai pejembatan antara perusahaan yang diwakilinya dengan perusahaan yang ditunjuk. Tidak hanya itu, kegiatan public relations yang sudah disusun terdiri dari 5 macam. Yaitu bersegmentasi kepada : 1. customer relations, yaitu membangun hubungan dengan pihak luar. Disini maksudnya menjalin hubungan dengan konsumen atau pelanggannya. 2. employee relations, yaitu membangun hubungan antara pimpinan dengan karyawan. Sehingga terbentuk kerjasama dan menimulkan kesejahteraan karyawan demi kemajuan perusahaan. 3. community relations, yaitu membangun hubungan dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kerjasama dengan perusahaan yang kita wakili. Selain itu juga menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar tempat perusahaan. Sehingga apabila perusahaan berada dalam masalah, maka masyarakat atau komunitas yang selama ini telah menjalin hubungan baik dengan perusahaan bisa membantu. 4. government relations, membangun hubungan baik dengan pihak pemerintah. Dalam artian disini menjaga hubungan baik dengan instansi pemerintah. 5. media relations, membangun hubungan baik dengan pihak media cetak maupun elektronik. Masing-masing kegiatan ini mempunyai target sasarannya sendiri, tetapi hal ini memang harus dijalankan demi kelangsungan perusahaan yang kita wakili. PEMBAHASAN Diatas kita sudah berbicara panjang lebar tentang persepsi orang tentang public relations. Tetapi sekarang justru kegiatan inilah yang banyak membantu perusahaan. Karena tidak semua orang bisa menjadi “PR” bagi perusahaan maupun bagi dirinya sendiri. Sehingga patutlah kita bangga dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan praktisi humas tersebut. Disini apa yang dimaksud dengan public relations atau humas? humas ialah suatu kegiatan yang tugasnya adalah menjembatani perusahaan yang ia wakili dengan perusahaan yang ditunjuk. Segala sesuatu yang berhubungan dengan citra pasti juga berurusan dengan humas. Sebelum kita melakukan persetujuan atau yang biasa disebut istilah lobbying, maka kita sebagai seorang public relation harus mengetahu komunikasi yang efektif, ini dijelaskan oleh Cutlip & Center yaitu ada empat tahap: a. fact finding Yang dimaksud dengan fact finding adalah mencari/mengumpulkan fakta-fakta/data sebelum seseorang melakukan kegiatan atau tindakan. b. Planning Berdasarkan fakta yang sudah ada, maka kita membuat rencana tentang apa yang akan dilakukan dalam menghadapi suatu problem. c. Communicating Setelah rencana disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil dari pemikiran yang mantap/matang berdasarkan fakta-fakta/data yang telah dikumpulkannya, kemudian barulah melakukan “operasi”. d. Evaluation Ini perlu dilakukan, untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi “operasi” atau perlu menggunakan cara-cara lain yang dilakukan oleh suatu instansi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan PR ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu ditujukan ke internal public relations dan eksternal public relations. Internal relations itu yaitu komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan. Dan sebaliknya komunikasi dari bawahan ke atasan biasanya terdapat hambatan. Disini praktisi PR bisa menyelenggarakan komunikasi persuasive dan informative, misalnya dengan: Tertulis, yaitu menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosure,v dll. Lisan : mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah,dll.v Conseling : menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapatv latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat kepada para karyawan. Kegiatan seperti ini semuanya tidak bisa dilakukan didalam e-PR. Karena di internal relations ini, praktisi PR harus memperlakukan tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat, pendidikan,dll. Selain itu untuk mengatasi kesulitan hubungan dari bawah ke atasan dapat memberikan kesempatan dengan bebas, sebagai seorang partiipan dalam usaha-usaha memajukan perusahaan, maka penggunaan kotak saran akan sangat berguna sekali. Sedangkan untuk eksternal relation adalah untu mempereratkan hubungan dengan orang-orang diluar perusahaan. Untuk memudahkan kegiatan eksternal relations ini, lebih mudah apabila praktisi menggunakan e-PR. Komunikasi untuk eksternal relations ini harus bersifat timbal balik. Perhatian yang besar terhadap kepentingan public dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan kepercayaan public terhadap perusahaan yang kita wakili. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan eksternal relations : Personal kontak, didalam Government PR ini sangat penting, karenav harus ditekankan kepada karyawan, bahwa government PR tidak cukup dengan hanya memberikan penjelasan baik secara lisan maupun tertulis, atau membuat publikasi, mepunyai hubungan yang baik dengan pers, dsb. Press release, membuat laporan, kata sambutan, hasil wawancara rapat,v kejadian-kejadian,dll. Ini bisa dilakukan oleh PR konvensional maupun e-PR. Press relations, mempunyai hubungan yang baik dengan para pemimpinv atau wakil surat-surat kabar, majalah-majalah, colomnict, penulis-penulis feature, pemimpin radio dan televisi. Namun semua kegiatan-kegiatan PR ini memang harus ditunjang dengan berbagai teknologi sehingga dengan adanya kemajuan teknologi saat ini juga memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan kegiatan PR. Misalnya saat ini, internet telah menjamur sehingga kegiatan PR juga menyesuaikan dengan kemajuan teknologi yang sekarang ini. Kita sering mendengar E-PR atau cyber PR. Apa yang dimaksud dengan E-PR itu? E-PR itu adalah kegiatan humas yang dilakukan didalam internet. Kenapa dengan E-PR? Itu karena ribuan one to one relations dapat dibangun secara stimultan melalui media internet, selain itu karena sifat internet yang interaktif. Manfaat adanya E-PR ini adalah : • komunikasi konstan, artinya internet bagaikkan sekretaris pribadi yang tidak pernah tidur dengan target audiens nya seluruh dunia. • Respon yang cepat, internet ini merespon secara cepat dan semua permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dan pelanggan. • Pasar global, dengan internet menutup jurang pemisah geografis. • Interaktif, dengan adanya internet praktisi memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung website perusahaan. • Hemat, dengan internet kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Karena cukup memberikan informasi secara jelas melalui website semua orang bisa melihatnya, daripada kita mengadakan press conference yang harus mengeluarkan banyak dana dan persiapan yang matang. Kegiatan yang berhubungan e-PR yang pertama yang akan dibahas disini adalah: E-PR dan emailv Email tidak dapat lepas dari dunia bisnia maupun gaya hidup apalagi konteks E-PR. Email merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi. Dengan email, kita bisa memperluas pengetahuan, selain itu informasi yang ingin kita sampaikan pun bisa sampai ke orang yang tepat dengan cepat dan melintasi cakrawala tanpa batas. Dengan email kita bisa membangun customer service, yaitu dengan menjawab pertanyaan via email, membangun merek via email. E-PR dan kartu namav Kartu nama disebut dengan business card, karena kita menggunakan media online disebut e-bussiness card, dan didunia maya nama ini kebanyakan disebut signature file. Apa manfaatnya bagi kita? Terutama untuk promosi website yang kita kelola sehingga kita bisa menggugah orang lain untuk masuk ke situs web tersebut. Seperti halnya penggunakan iklan, desain dan isi sig.file dapat dimanfaatkan untuk memosisikan bisnis perusahaan. E-PR dan Milisv Milis singkatan dari mail list, artinta daftar alamat email. Memiliki milis akan mempercepat pengiriman informasi kepada sekumpulan orang. Memiliki milis sendiri tentu akan sangat bermanfaat khususnya karena aktivitas E-PR memaksa kita untuk dapat berkomunikasi secara lancer dan berdialog dengan public dan calon pelanggan dan pelanggan itu sendiri apabila ada press release, update suatu produk atau harga dn hal-hal yang berkaitan dengan support, diskon khusus, dan event atau product lauch tertentu. E-PR dan Publikasi onlinev Mempublikasi newsletter elektronik (ezine) sendiri dapat meningkatkan keharuman reputasi perusahaan. Kebanyakan situs web yang berhasil adalah situs web yang menjalankan dan mempromosikan ezine. Apa yang dimaksud dengan ezine? Ezine atau majalah elektronik adalah versi online suatu majalah. Ezine sarat akan informasi artikel dan solusi. Banyak ezine juga menampilkan sponsor promosi. Ezine yang paling popular adalah yang dikirim melalui email. E-PR dan direct emailv Prinsip kerja perusahaan direct mail online dan offline itu sma saja. Perusahaan disini mengirimkan surat elektronik yang dipadukan dengan brosur promosi dalam bentuk demografis. Hasil analisis penulis antara PR konvensional dengan E-PR : PR konvesional lebih kekegiatan fisik. Misalnya dengan mengadakan press conference, membuat press release, brosur, spanduk dan sebagainya. Kegiatan ini tidak bisa ditinggalkan, karena masyarakat tidak bisa menerima isi editorial yang telah disediakan di website tetapi perlu adanya dukungan dari kegiatan fisik lainnya. Misalnya dalam menangani krisis, sebuah perusahaan memang perlu mengadakan konfirmasi dengan mengadakan kegiatan fisik humas dan juga mengadakan konfirmasi melalui kegiatan e-PR juga. Jadi menurut saya, itu memang tidak bisa dipisahkan lagi. Kemajuan teknologi membantu semua orang dalam melakukan sesuatu. Tetapi kita juga tidak boleh terlalu bergantung dengan teknologi. Kegiatan e-PR hanya sebagai penunjang kesuksesan sebuah team PR. Sehingga kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara fisik terwakilkan oleh kegiatan e-PR. Misalnya saja, kita ingin bekerja sama dengan perusahaan asing. Kita tidak perlu pergi ke luar negeri, cukup dengan membuka situs perusahaan yang dituju. PENUTUP Pada dasarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika PR konvensional akan tergeser oleh E-PR. Karena semaju-majunya teknologi tidak boleh menggeser kegiatan komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa. PR konvensional itu akan diperlukan setiap saat, namun untuk menunjang kegiatan dalam menjalin hubungan ia memerlukan penunjang. Penunjang itu ialah dengan kegiatan E-PR. Kegiatan ini menghilangkan jarak ruang dan waktu. Dan menuntut seorang praktisi mempunyai wawasan luas khususnya untuk teknologi internet. Di jaman sekarang ini, semua kegiatan public relations sudah berbasis dengan internet.

CSR Ke BSR

Dari CSR ke BSR
Brand Social ResponsibilityKerja Sosial Sambil Membangun MerekCorporate Social Responsibility (CSR) seolah menjadi kewajiban korporasi atau holding company semata. Padahal CSR seharusnya dijalankan oleh setiap organisasi yang mengelola merek di dalam perusahaan tersebut. Banyak pula perusahaan yang menjalankan CSR, tapi lupa dalam pengelolaan citra merek perusahaan, sehingga tidak memiliki dampak bagi perusahaan. Konsep Brand Social Responsibility (BSR mungkin lebih menarik untuk dijalankan.Ketika sebuah merek sampai di tangan konsumen, sebenarnya merek tersebut sudah mengalami perjalanan yang demikian panjang. Mulai dari saat perusahaan pemilik merek berdiri, proses penciptaan merek, pendirian pabrik, berhubungan dengan supplier, proses produksi promosi, distribusi, dan lain-lain. Tidak mengherankan jika dalam proses tersebut ada saja masalah etika yang sengaja atau tidak, dilanggar pleh perusahaan. Seperti masalah buruh, penekanan terhadap pemasok, pencemaran, promosi yang terlalu menekan sampai mungkin masalah keluarg ayang timbul akibat merek.Makanya, tidak mengherankan jika sebuah merek wajib memberikan atau mengembalikan sesuatu kepada semua stakeholder perusahaan. Bukan hanya kepada pemilik modal, tetapi juga kepada para karyawan, masyarakat maupun lingkungan. Bentuknya yang sedang “nge-tren” adalah Corporate Social Responsibility (CSR)CSR adalah pemikiran yang terus berkembang dewasa ini. Banyak negara kini mengalami masalah sosial yang menglobal. Mulai dari perusakan lingkungan, kemiskinan, narkotika, sampai perdagangan manusia. Untuk mengatasi persoalan ini memang tidak cukup mengharapkan peran dari pemerintah semata. Perusahaan sebagai “sumber uang” tentunya lebih memiliki kekuatan dan kemampuan untuk membantu mengatasi berbagai persoalan ini.Hanya saja kesadaran perusahaan ternyata belum sebesar yang diharapkan, sekalipun pemikiran CSR ini sudah begitu lama. Masalahnya tertuju pada kerelaan perusahaan mengeluarkan sebagian profitnya untuk menjalankan CSR. Apalagi pada saat kondisi perusahaan kurang begitu baik, kerelaan ini tentu saja akan kian menipis. Beberapa perusahaan bahkan berpikir bahwa dengan membayar pajak, sebenarnya perusahaan telah menjalankan CSR. Soalnya, pajaklah yang seharusnya berperan dalam mengatasi problem kemasyarakatan.Padahal CSR sebenarnya bukan hanya berperan dalam memberi sumbangan kepada masyarakat. Pertama, CSR bisa menciptakan citra atau reputasi bagi perusahaan dan merek. Di negara maju, sudah banyak penelitian yang menghubungkan antara pola pembelian dengan reputasi merek. Beberapa merek bahkan sudah mencoba memposisikan diri dengan kepedulian sosial seperti The Body Shop dan British Petroleum (BP).Selain itu CSR juga bisa membantu perusahaan, mengatasi krisis manajemen. Dengan melibatkan langsung masyarakat dalam kegiatan CSR, dapat menciptakan komunitas-komunitas yang bisa membantu perusahaan mengatasi krisis – seperti pada kasus keracunan merek Tylenol di Amerika Serikat (AS) tahun 1982. Pada saat itu, Johnson & Johnson (J&J) menarik 31 juta botol produk tersebut – nilainya 100 juta dolar – dari pasaran. Sampai saat ini J&J memiliki reputasi baik di masyarakat dan dengan cepat konsumen melupakan bahwa salah satu brand mereka “pernah meracuni” masyarakat AS.Kualitas perusahaan di bidang CSR juga bisa memberikan dampak positif di dalam, umpamanya meningkatkan moral dan kebanggaan karyawan. Bahkan kadang inovasi juga bisa diperoleh dari hubungan yang dibangun perusahaan dengan masyarakat sekitar. Pendayagunaan masyarakat sendiri juga merupakan inovasi perusahaan dalam memperoleh sumber daya yang lebih murah dan efisien. Dibandingkan dengan mempekerjakan orang luar sebagai tenaga kerja, akan lebih murah mendayagunakan masyarakat sekitar.Jika terjadi kerusuhan seperti tahun 1998, masyarakat sekitarlah yang akan menjaga perusahaan. Di AS, pada saat terjadi kerusuhan dan vandalisme, sekitar 60-an outlet McDonald’s bebas dari kerusakan.Sayangnya, sekalipun punya nilai strategis di masa datang, banyak perusahaan ,asih belum yakin akan pentingnya CSR. Citra perusahaan bisa dibangun dengan cara lain ketimbang CSR. Konsep ini lebih sesuai untuk negara maju yang punya banyak waktu untuk mengurusi “orang lain”. Sementara di negara berkembang seperti di Indonesia, isu di banyak perusahaan masih terpaut pada bagaimana perusahaan bisa bertahan pada jangka panjang.
Sejalan dengan Strategi Merek. Isu yang menarik, kepedulian perusahaan di Indonesia sebenarnya sudah mulai bertumbuh sejak terjadinya bencana besar di Indonesia. Terutama pada saat terjadinya bencana Tsunami di Aceh dan sekitarnya pada tahun 2004, yang menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang harus mengungsi. Tanpa dikoordinasi, perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan rela merogoh koceknya untuk memberikan bantuan, baik dalam bentuk sumbangan uang maupun kegiatan rehabilitasi. Kepedulian ini terus berlanjut sampai sekarang manakala berbagai bencana terus menghantui Indonesia.Namun, sekali lagi, kepedulian ini lama-kelamaan tidak lebih dari upaya filantropi atau bagi-bagi sumbangan. Padahal CSR seharusnya lebih luas daripada itu. CSR juga harus memberi sumbangan nyata dalam jangka panjng seperti perbaikan dan pengembangan komunitas dan lingkungan. Seperti dilakukan oleh kecap Bango, misalnya. Merek ini terlibat dalam pengembangan komunitas petani kedelai. Bank BNI dalam laporan CSR-nya juga menyebutkan bahwa bank ini terlibat dalam pendirian puskesmas di daerah terpencil seperti Papua. Aktivitas semacam ini sudah dampai pada pembuatan proyek yang berkesinambungan selama bertahun-tahun dan berakar di masyarakat.Masalahnya, jika sudah sampai ke tahap yang demikian rumit, maka CSR sudah bukan lagi sekadar kewajiban perusahaan, tetapi menjadi sebuah strategi yang dikembangkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan begitu banyak upaya, waktu, dan dana yang dikeluarkan untuk kegiatan seperti community development. Oleh karena itu, timbal baliknya bagi perusahaan sebagai institusi bisnis seharusnya juga ada. Jadi, menjalankan program CSR bukan sekadar menjalankan dengan penuh kesadaran hati tetapi juga perhitungan dan strategi yang tepat. Baik strategi bagi komunitas yang dibangun maupun strategi bagi perusahaan itu sendiri. Bukannya tidak rela dengan semua sumbangan itu, namun jangan sampai konsumen memiliki persepsi yang justru berbeda dengan yang kita harapkan.Contohnya, perusahaan pertambangan dengan perusahaan consumer goods tentunya menghadapi situasi yang berbeda. Perusahaan pertambangan akan menghadapi isu perusakan lingkungan di sekitar areal pertambangan. Sedangkan perusahaan consumer goods berhadapan dengan pasar konsumen. Masalah sosial dan lingkungan akan memiliki derajat relevansi yang lebih besar untuk orang-orang di sekitar daerah pertambangan dibandingkan konsumen di perkotaan. Makanya, menjalankan CSR juga jangan sampai salah alamat.Karena itulah, istilah CSR untuk lingkup produk dan jasa lebih pas mempergunakan istilah BSR (Brand Social Responsibility). Pertama, isu kepedulian sosial seharusnya bukan hanya tanggung jawab korporat tetapi juga berbagai merek yang dikelola perusahaan tersebut. Istilah korporasi seolah menyiratkan bahwa CSR lebih menjadi tanggung jawab “kantor pusat”. Padahal kebanyakan merek di perusahaan besar dikelola oleh unit usaha sendiri yang merupakan anak perusahaan dari holding company. Dengan keterlibatan semua pengelola merek, baik pengelola merek di level korporat sampai produk, sisi positifnya adalah semakin banyak kepedulian sosial yang dijalankan.Kedua, dengan menjalankan BSR, perusahaan yang menjalankan aktivitas sosial ini akan merasakan bahwa apa yang dilakukan punya nilai strategis terhadap pengelolaan merek, bukan sekadar mendapatkan pujian dari masyarakat. Karenanya, strategi yang dijalankan pun harus sejalan dengan strategi merek.Ketiga, menjalankan BSR lebih menarik dan bahkan lebih fun karena bisa dikaitkan dengan program-program marketing yang dijalankan. Umumnya mereka yang terlibat dalam menjalankan strategi merek produk dan jasa lebih kreatif karena sering berkompetisi dengan pesaing. Akibatnya, mereka bisa menjalankan kepedulian sosial yang lebih kreatif.
Cara Menjalankan BSR. Jadi, konsep BSR menekankan pada kepedulian merek kepada masalah sosial masyarakat dan bagaimana mengelola merek melalui kegiatan kepedulian sosial tersebut. Tentu saja, bicara soal strategi, kita berbicara tentang perencanaan. Pertama, BSR tentunya harus memiliki tujuan atau sasaran, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sasaran yang bermisi sosial maupun sasaran yang menjadi marketing objective.Kedua, ada baiknya BSR bukan hanya menjadi pekerjaan sampingan. Banyak aktivitas kepedulian sosial hanya menjadi bagian dari aktivitas public relations (PR). Padahal pada saat memiliki sasaran, BSR haruslah diorganisasikan dengan baik.Ketiga, fokus pada hal-hal yang berhubungan dengan merek atau jasa. Mengerjakan semua hal yang baik sangatlah sulit. Selain itu, penggunaan sumber daya juga menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh sebab itu, ada baiknya berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan merek. Contohnya, BSR dari bank akan berkait dengan akses kredit yang murah kepada masyarakat kecil. Perusahaan IT berkaitan dengan penyediaan teknologi IT untuk masyarakat pedesaan atau merek air minum berhubungan dengan penyediaan air bersih.Berbicara soal masalah efektif dan efisien, ada baiknya merek juga beraliansi dengan berbagai pihak agar bisa menjangkau kelompok komunitas yang ingin diraih. Caranya adalah menjalin kolaborasi dengan lembaga pemerintah, institusi pendidikan atau LSM. Ada berbagai LSM yang memiliki kekhususan pada bidang tertentu seperti pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan lain-lain. Dengan memilih lembaga (yang kredibel tentunya) akan sangat membantu kesuksesan program BSR, termasuk sasaran marketingnya.Hal lain adalah masalah komunikasi. Lantaran BSR berkaitan dengan upaya membangun reputasi masa mendatang, maka komunikasi harus dirancang dan dijalankan dalam setiap aktivitas BSR. Sekalipun sebuah merek banyak menjalankan BSR, namun tanpa adanya komunikasi publik tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan.Terakhir, perlu dilakukan ukuran-ukuran untuk menentukan apakah tujuan BSR telah tercapai dan berhasil. Ukuran-ukuran ini juga dapat menjadi bahan evaluasi dan target di tahun-tahun mendatang. Contohnya, seberapa besar partisipasi masyarakat, berapa besar hasil yang bisa dicapai oleh masyarakat akibat adanya BSR dan seberapa besar dampak BSR terhadap kekuatan merek di masyarakat. Semuanya ini menjadi landasan untuk kembali menjalankan BSR di masa mendatang.Sumber : Majalah Marketing Edisi 11/VII/NOVEMBER 2007

E-PR sebagai Kampanye PR

E-Public Relations sebagai sebuah kampanye Kehumasan
Istilah E-public relations mungkin masih sulit dicerna bagi para praktisi Kehumasan Indonesia. E-public relations adalah kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management juga dapat dilakukan di Internet.Malah kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah.Apa saja yang bisa dilakukan Humas dalam melakukan kegiatan kehumasan di Internet..??1. PublikasiKegiatan publikasi yang di lakukan Humas dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list-mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan kita. Banyaklah menuliskan tulisan berupa artikel, press release mengenai perusahaan anda dalam milis tersebut. Dengan begitu seluruh anggota milis akan kena terpaan publikasi yang telah Humas lakukan.Selain mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan, humas juga harus secara berkesinambungan memproduksi e-newsletter kepada member website perusahaan anda. Tetapi, jangan sekali-kali melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan spamming maka kredibilitas perusahaan anda akan hancur. Karena spamming adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi pengguna internet, spamming bisa dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan informasi. Jalan yang paling aman adalah mengirimkan newsletter pada anggota website anda yang secara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan informasi tentang perusahaan anda.2. Menciptakan Berita (Media Relations)Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang humas mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaran pres. Jika perusahaan anda mempunyai siaran pres yang butuh disampaikan dengan segera, anda tinggal sekali "click" maka siaran pres anda akan langsung sampai di meja wartawan.Untuk tetap menjaga hubungan baik, anda bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Malah jika anda sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut anda dapat melakukan wawancara / konferensi dengan menggunakan Instant Messenger seperti Yahoo Messenger, ICQ, atau yang lainnya.Keuntungan melakukan kegiatan media relations dengan Internet adalah anda sebagai seorang humas sangat memudahkan para kuli tinta tersebut melakukan pekerjaannya. Bayangkan jika mereka harus melakukan wawancara dengan mendatangi kantor anda, akan membuang waktu perjalanan yang cukup lama. Tetapi jika melakukan wawancara dengan melalui Instant Messenger, kerja para wartawan akan lebih mudah, hanya duduk di meja mereka, login, dan langsung dapat wawancara. Hasil wawancara langsung dapat dirangkum dalam bentu teks yang dapat diformat dalam MS word.Sumber:http://www.goechi.com/

Corporate Social Responsibility

Corporate Social responsibility (CSR)
Corporate Social responsibility (CSR) menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi Pasal 74 UU Perseroan Terbatas (UU PT) yang baru. UU ini disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada hari Jumat, 20 Juli 2007.Perdebatan pro dan kontra mengenai perlu atau tidaknya CSR dimuat dalam suatu peraturan perundang-undangan saat ini sudah mereda dengan meninggalkan permasalahan. Permasalahan kini bergulir kepada belum jelas berapa persen alokasi CSR, sanksi atas pelanggarannya akan merujuk UU yang mana, lembaga atau departemen mana yang mengawasi dan menjatuhkan sanksi, penerapan Tax Deductable bagi kegiatan sosial dalam rangka CSR dan akankah BUMN dikecualikan karena sudah ada UU tersendiri yang mengatur CSR bagi BUMN. CSR dikampanyekan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000, oleh Sekretaris Jendral Koffi Anan dengan membentuk UN Global Compact. Lembaga ini dibentuk untuk menyusun strategi implementasi CSR, dan lembaga ini merupakan representasi sektor swasta untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan terwujudnya good corporate citizenship. Dunia internasional pun terus bergerak untuk menerapkan suatu standar bagi CSR. Untuk itu pada bulan September 2004 telah dibentuk kelompok kerja di bidang ISO, Organisasi Internasional untuk Standarisasi, yang akan mengembangkan standar internasional untuk menyediakan pedoman mengenai tanggung jawab sosial. Tujuan pendirian kelompok kerja ini adalah untuk menyediakan pedoman tertulis yang mudah dipahami dan diterapkan bagi siapapun dan bukan dokumen khusus yang diperuntukkan untuk sertifikasi. Pedoman standar ini direncanakan akan dipublikasikan pada tahun 2008 sebagai ISO 26000 Guidance on Social Responsibility. Penerapan pedoman ini bersifat sukarela. Pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja tanggung jawab sosial untuk mengembangkan ISO 26000 dapat berasal dari 6 kelompok yaitu: industri, pemerintah, tenaga kerja, pelanggan, LSM dan lainnya. 7 masalah pokok terkait dengan tanggung jawab sosial adalah:1. Social Development 2. Konsumen3. Fair Operating Practices4. Lingkungan5. Ketenagakerjaan6. Hak asasi manusia7. Organizational GovernanceSumber : KADIN - INDONESIA

Propaganda & PR

PROPAGANDA DAN PUBLIC RELATIONS

Four typical ways of conceptual and practicing communications management in public relations public relations development are press agentry (propaganda), public informations, two way asymmetrical, and two way symmetrical.- James E. Grunig.-
Dalam pengertian luas, propaganda merupakan komunikasi yang jujur dan terus terang dengan maksud menampilkan suatu sebab melalui penjelasan, persuasive atau misi dengan rasa pengabdian.
Namun dalam perkembangannya, penerapan propaganda dalam keseharian oleh pemerintah atau organisasi/institusi, sering berkonotasi negative. Ini terjadi karena praktek propaganda lebih banyak dimunculkan dalam bentuk kekerasan, teror, aksi subversive, menutupi atau mengacaukan fakta untuk pentingan mempengaruhi public.
Dalam berbagai kesempatan, pakar public relations, komunikasi dan social, Frederick E Lumley mengatakan,
“Propaganda dalam jenis apapun membangkitkan kemarahan dengan mengacaukan permasalahan. Propaganda menyebabkan hal-hal yang tidak penting seolah-olah menjadi penting. Menyebabkan hal penting seolah remeh. Menyebabkan saluran-saluran komunikasi penuh dengan hal-hal yang omong kosong. Propaganda menyebabkan masyarakat kacau”.
Public Relations memang diyakini bukan propaganda. Public Relations bukan aktivitas subversif yang menyembunyikan fakata relevan, mempublikasikan informasi palsu dan menyesatkan.
Namun, sebagai suatu salah satu bentuk, proses, aktivitas dan penerapan komunikasi dalam organisasi/pemerintahan, nyatanya sering juga menerapkan praktek propaganda dalam mencapai tujuannya (mempengaruhi opini public). Walaupun memang, prakteknya lebih banyak dalam bentuk “propaganda positif” yang tujuannya mempengaruhi opini dan bukannya mutlak memanipulasi opini.
Secara umum propaganda dilakukan dalam beberapa bentuk, di antaranya :
Peniadaan kebenaran untuk memanipulasi opini public.
Name calling atau pencercaan/menjelekkan nama seseorang/kelompok.
Pengutipan kalimat dari tokoh ternama secara keliru, menggunakan kutipan itu di luar konteks atau diubah dengan maksud mempengaruhi public.
Provokasi menimbulkan kekerasan dengan harapan pihak lawan yang akan disalahkan.
Delaying strategy atau strategi menunda, dengan mengulur-mengulur waktu atau menudan penyelesaian suatu masalah dengan tujuan memperlemah kekuatan lawan.
Favorable argument atau alasan menyenangkan, dilakukan propaganis dengan menyajikan fakta yang hanya mendukungnya dan sebaliknya bisa menjatuhkan lawannya.
Mendramatisi sesuatu untuk menimbulkan emosi, rasa takut, prasangka dan permusuhan pada public.



pameran

Knowledge is absorted through the five senses assessed in the following proportions,are, sight, hearing, touch,smell, and taste. Jack Dobe”. (Audio Visual Advertising)
Berbagai penelitian membuktikan, pesan komunikasi lebih mudah diterima dan dimengerti komunikan jika diberikan dalam bentuk pesan tulisan/gambar atau bentuk lain yang memanfaatkan penggunaan indera mata. Hampir 90% informasi bisa mudah diserap melalui indera mata. Berdasarkan pertimbangan itu pula, pameran banyak diselenggarakan organisasi/instanti untuk memberikan informasi kepada publiknya selain menggunakan bentuk komunikasi lain.
Pameran adalah media periklanan/kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada publik/umum mengenai kelebihan dan keunggulan produk/jasa tertentu. Tentu saja dengan tujuan akhir, publik/audience bisa menggunakan produk/jasa yang ditawarkan.
Yang menjadi kelebihan pameran dibanding kegiatan lainnya adalah, publik dapat menyaksikan peragaan proses produksi barang atau benda tertentu, dapat bertanya sepuasnya, bahkan mungkin mencobanya. Karena dinilai efektif ini pula, perusahaan banyak mengagendakan pameran sebagai kegiatan rutin mereka.
Beradasarkan Jenisnya.

Pameran Barang, yang dipertunjukan adalah benda-benda yanh umumnya berbentuk asli, misalnya pameran automotif mobil atau motor, pameran elektronik. Tujuannya, pengunjung bisa termotivasi untuk membeli.
Pameran Kegiatan/Jasa, memperkenalkan atau mempertunjukan proses suatu pembuatan barang/produk.
Berdasarkan Sifatnya,
Pameran Khusus, diselenggarakan secara mandiri oleh organisasi tertentu misalnya persatuan penggemar perangko, pelukis dll.
Pameran Bersama, pameran yang diselenggarakan bersama-sama perusahaan lain, baik perusahaan sejenis maupun tidak sejenis. Misalnya Jakarta Fair.
Pamern Umum, hampir sama dengan pameran bersama, tetapi temanya lebih luas.
Beradasarkan Frekuensinya.
Pameran Berkala, diadakan secara berkala.
Pameran Insidental, diadakan apabila dianggap perlu.
Berdasarkan Lingkup Geografis
Pameran Lokal, diadakan di sebuah kita untuk menginformasikan kegiatan organisasi/perusahaan setempat.
Pameran Nasional, ruanglingkupnya nasional.
Pameran Internasional, diikuti oleh perusahaan berbagai negara.
Perencanaan Pameran
Menentukan Tema. Harus ditentukan tema yang tepat, usahakan khas dan bisa menarik perhatian publik.
Penelaahan, menyangkut fasilitas. Tempat, situasi dan dana penunjang atau sponsorship.
Menentukan Kontraktor, terutama jika pameran yang dilakukan bertaraf nasional/internasional.
Menetapkan Jenis Barang/Produk/Jasa. Perlu diperhatikan barang/produk/jasa yang akan dipamerkan harus disesuaikan dnegan tema,acara dan ukuran ruang pameran.
Menentukan Personel. Ini penting karena orang yang terlibal harus benar-benar bisa bertanggungjawab secara professional terhadap aktivitas pameran/
Mempersiapkan brosur/bahan tulisan yang akan membantu menerangkan produk/barang/jasa yang ditawarkan.
Special event
Special events is an event of which usually produce to gain favourable attention in media for your client, your company or your product.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian dan minat publik terhadap produk/jasa atau kebijakan organisasi.perusahaan, public relations bisa menyelenggarakan acara-acara khusus.
Secara khusus, public relations special events bisa meningkatkan 4 unsur penting :
Awareness ( pengenalan) produk/jasa,policy, organisasi
Pleasure, upaya pemenuhan selera publik
Knowledge, meningkatkan pengetahuan publik
Image, meningkat citra positif perusahaan.
Bentuk Special Events dilihat dari jenis kegiatannya terdiri dari :
Acara peresmian. Peresmian gedung/fasilitas baru, kantor cabang, dll
Acara peringatan tertentu, missal peringatan Isra Mi’raj, peringatan Hari kemerdekaan
Acara komersial, peluncuran produk barang/jasa tertentu
Acara Sosial, misalnya pemberian santunan yatim piatu, sumbangan bencana, dll.
Bentuk-bentuk special events yang sudah dikenal saat ini di antaranya :
Festival, misalnya A Mild Jazz Festival, festival musik jazz yang diselenggarakan produsen rokok A Mild
Fair, misalnya Jakarta Fair, Banten Fair
Parade, biasanya menghadapi perayaan ahri-hari besar tertentu.
Seminar, acaranya lebih formal, membahas tema tertentu.
Open house, mengundang publik untuk mendatangi perusahaan guna melihat langsung perusahaan tsb.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan special events;
Penyusunan jadwal, mulai dari persiapan, pelaksanaan atau kegiatan serta tema dari special events itu sendiri, dan dukungan dana (budget) fasilitas, personel (manajemen) serta kemudian evaluasinya.
Personel yang terkait mensukseskan acara. Mulai dari panitia pelaksana, sponsorhip, tamu undangan, sampai master of ceremony.
Rancangan pelaksanaan kegiatan, bagaimana bentuk penyajian dll.
Tujuan khusus dan umum special events tersebut.


Public Relations Writing
February 19, 2007, 1:55 pm Filed under:
Main Topic
Public Relations Writing adalah segala bentuk penulisan naskah public relations dalam sebuah organisasi/instansi.
PR Writing terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing memiliki gaya penulisasn (style) berbeda.
Naskah (Script), di antaranya naskah pidato (speech writing), presentasi (presentation)
Siaran (Release), siaran pres (press release), journal magazine (majalah internal)
Laporan (Report), laporan tahunan (annual report)
Profil (Profile), profil perusahaan dan produk (company profile and product)
Pomosi (Promotion),
naskah tulisan promosi dalam bentuk artikel sponsor (advetorial), brosur, kalender, billboard dll.
Press Release
Press release merupakan produk PR Writing yang paling sering dibuat suatu organisasi. Siaran pers ini berupa berita singkat yang fungsinya menginformasikan kegiatan yang telah atau akan dilakukan organisasi. Press Release bisa menggunakan media cetak ( Koran, majalah) atau media elektronik seperti televisi, radio maupun internet.
Hal-hal penting menyangkut press release :
Berbentuk short news, dengan format 5W + 1H, yakni Who, What, When. Where. Why, How.
Struktur kalimatnya menggunakan bentuk primida terbalik, yang menandakan berita yang paling penting diletakan paling atas, dalam lead (intro) tulisan.
Menggunakan kalimat langsung.
Informasi yang disampaikan actual dan akurat.
Contoh:
Akademi Sekretaris dan Manajemen Bhakti (ASM) Cilegon Banten, menyelenggarakan Training Leaning Centre (TLC) Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Senin 19 Februari 2007.
Direktur ASM Bhakti, Drs H. JP Agustianto MM menggatakan, TLC merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang secara rutin diselenggarakan. Kegiatan ini ditujukan guna meningkatkan kemampuan berbahasa asing para mahasiswa, lisan maupun tulisan. Rencananya, pada penyelenggaraaan TLC berikutnya, akan dibuka pula kelas bahasa Mandarin.
TLC Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang diadakan di kampus ASM Bhakti Jl. Paus 17 Kav Blok C Cilegon, dan terbuka pula untuk umum.
Company Profile
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Company Profile :
Menampilkan aspek perusahaan, susunana komisaris, struktur organisasi sampe kantor-kantor cabang yang ada.
Dikemas dalam suatu sajian yang “khusus”, eksklusif, baik dalam bentuk cetak mauopun elektronik.
Menampilkan segi histories dan filosofis perusahaan/organisasi.
Diterbitkan tidak terlalu sering, kecuali kalau ada perubahan prinsipil.
Daftar isi company profile biasanya berisi :
Introduksi
Kata Pengantar atau sambutan Dewan Komisaris atau Direktur Utama.
Historis dan struktur organisasi perusahaan
Produk barang/jasa yang ditawarkan
Kinerja dan manajemen perusahaan/organisasi
Nilai asset dan kekayaan perusahaan.
Pengembangan perusahaan, bisnis dan SDM
Prospek dan tantangan yang dihadapi perusahaan pada saat sekarang dan akan datang
Daftar kantor cabang, alamat, telepon dan lain-lain.
Good Public Relations Officer
February 19, 2007, 1:53 pm Filed under:
Main Topic
The Public Relations Officer must be an expert in Communication aspects.-Newson and Siefried
Melihat peran, fungsi, tugas dan program kerja public relations yang begitu luas dan penting, seorang public relations officer atau public relations practitioner haruslah seorang yang benar-benar handal dan berkemampuan professional.
Berdasarkan kemampuannya sebagai pelaksana/pejabat public relations, public relations officer harus mampu :
Menarik perhatian publik melalui berbagai kegiatan publikasi kreatif, inovetif, dinamis dan menarik. Bisa dengan menggunakan teknik AIDDA, yakni ,
Attention ( berusaha menarik perhatian )
Interest ( membangkitkan minat)
Desire ( membangkitkan hasrat )
Decision ( mendorong pengambilan keputusan )
Action ( mendorong melakukan aksi/tindakan )
Mengamati dan menganalisa suatu persoalan/masalah berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, berkomunikasi, dan mampu mengevaluasi suatu problematic yang dihadapi.
Mempengaruhi pendapat umum melalui kekuatan publik relations dalam merekayasa pandangan atau opini publik yang searah dengan kebijakan organisasi yang diwakilinya.
Menjalin suasana kondusif, saling percaya, toleransi, saling menghargai, dan lain sebagainya dengan berbai pihak terkait.
Beradasarkan kedudukan dalam manejemen perusahaan, atau dikaitkan dengan fungsi manajemen dalam perusahaan, public relations officer harus mampu :
Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada publiknya. Dan ini akan bisa tercapai jika ia benar-benar memahami pesan yang akan disampaikannya.
Memperlancar pelaksanaan public policy-nya. Jangan sampai pesan/informasi yang disampaikan membingungkan.
Melihat ke dapan atau memprediksi sesuatu secara tepat, berdasarkan pengetahuan dara atau sumber informasi secara actual dan factual yang menyangkut kepentingan semua pihak.
Sementara berdasarkan fungsi komunikasi dalam organisasi, seorang public relations officer harus mampu menguasai seluruh aspek dan teknik komunikasi atau unsure-unsur pokok dalam proses komunikasi, yaitu :
Source ( communicator), individu atau pejabat PR yang berinisiatif sebagai sumber atau penyampai pesan.
Message, pesan, gagasan, ide yang akan disampaikan kepada komunikan.
Channel, media, sarana atau saluran komunikasi yang akan digunakan untuk penyampaian message.
Target Audience/public ( communican), individu, kelompok yang akan menerima message.
Effect, perubahan/ dampak yang terjadi pada diri komunikan setelah menerima message.

Program Kerja Public Relations Dalam Organisasi
February 18, 2007, 5:30 am Filed under:
Main Topic
What’s our problem?
What what we can do?
What we did and why?
How did we do?
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Dalam bukunya Effective Public Relations, M. Cultip & Allen H Center menyebutkan, program kerja public relations melalui proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok, yakni :
Research Listening (Penelitian dan Mendengarkan). Dalam tahap ini Public Relions Officer mempelajari opini, sikap,. Dan reaksi publik terkait terhadap kebijakan atau produk organisasi. Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yakni What’s our problem?.
Planning Decission ( Perencanaan pengambilan keputusan). Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atay keinginan-keinginan pihak berkepentingan, Here’s what what we can do?
Communication -Action ( Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan). Menjelaskan dan sekaligus menfasirkan informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, diharapkan bisa mempengaruhi pihak-pihak tertentu yang penting dan berpotensi mendukung program organisasi. Here’s what we didi and why?
Evaluation (Mengevaluasi).Mengadakan penilaian.evaluasi terhadap program dan hasil kerjas aktivitas public relations. How did we do?
Ke empat tahapan tersebut. Satu sama lain berkaitan sangat erat. Artinya guna mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan harus senantiasa dilalui/dilaksanakan dengan baik. Setiap tahap dalam program kerja public relations itu, sama pentingnya bagi terlaksananya suatu program public relations yang efektiv.
Jika diuraikan lebih rinci, ke empat tahapon menurut M Cultiv & Center tersebut, adalah sebagai berikut :
Menganalisa prilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.
Menentukan dan memahami secara benar prilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.
Menganalisasi tingkat opini publik, baik yang intern (internal public) maupun yang ekstern (external public).
Mengantisipasi kecenderungan-kencenderungan , masalah-masalah potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
Menentukan formulasi dan meurumuskan kebijakan-kebijakan.
Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah prilaku masayarakat sasaran. Termasuk membuat budget/anggaran biaya operasionalnya.
Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang telah direncanakan. (Lihat kembali bahasan Tugas dan Peranan Public Relations)
Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
The Functions of Public Relations
February 15, 2007, 2:52 pm Filed under:
Main Topic
“Aspect of Public Relations Publications to make Publicity and public as target audience have something to know informations.
Ruang lingkup tugas public relations bagi seorang individu atau dalam sebuah organisasi, dibedakan menurut dua rung lingkup aktivitasnya yakni Internal Public Relations dan External Public Relations.
Tugas dalam Internal Public Relations di antaranya,
1. Menyelenggarakan komunikasi persuasive dan informative kepada internal publik ( karyawan (termasuk bawahan), pemegang saham), dan bukannya komunikasi koersif.
2. Mendapat kepercayaan dari publik dalam
3. Mendapatkan kesamaam pengertian tentang visi misi perusahaan dengan publik dalam
4. Meningkatkan kegairahan kerja karyawan.
Pencapaian tujuan tersebut dia ntara bisa dicapai melalui bentuk komunikasi informative persuasive seperti,

Writing information, di antaranya dalam bentuk surat, papers, bulletin, brosur.
Speaking information, di antaranya dalam bentuk briefing, rapat, diskusi terbuka, ceramah.
Concelling dengan menyelenggarakan pelatihan/penyuluhan langsung mengenai suatu masalah kepada para karyawan melalui karyawan lain yang sudah terlebih dahulu dibina.
Tugas dalam External Public Relations, di antaranya.
Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai dan medote yang digunakan.
Memberikan advis dan bimbingan pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada hubungannnya dengan public relations mengenai aktivitas-aktivitas.
Menanamkan image/citra positif perusahaan
Menyelesaikan semua masalah yang berhubungan dengan publik, dengan bijaksana dan menggunakan win-win solution.
Menjalih hubungan yang harmonis dengan semua publik luar, mulai dari masyarakat, pemerintahan sampai media massa.
menyususn staf yang benar-benar ahli di bidang public relations.
Dan tujuan-tujuan itu di antaranya bisa dicapai melalui bentuk komunikasi:

Personal Contact (Kontak Personal), mengadakan hubungan yang baik dengan para individu yang berhubungan dengan perusahaan.
Press Release, dengan selalu menginformasikan secara positif kegiatan perusahaan/organisasi melalui media masssa.
Press Relations, dengan menjalin hubungan yang baik dengan media massa.Press Briefing/Press Conference. Dalam kondisi tertentu menyelenggarakan konferensi pers untuk menjelaskan kejadian/masalah di perusahaan yang mendapat sorotan publik.
Publicity and Adveritising. Tidak ada salahnya menempuh jalur “mengiklankan diri” untuk mendapat perhatian publik.
Internet, Radio and television. Memanfaatkan fungsi dan kekuatan Internet, radio maupun televisi sebagai media penyampai informasi dan media yang mampu menginfluence komunikan.
Presentation, melakukan presentasi untuk memperkenalkan atau mengiklanklan suatu jasa.
Film. Membuat film dokumenter atau film iklan untuk disebarluaskan / diinformasikan ke masyarakat.
Media komunikasi dan informasi lainnya. Menggunakan brosus, kalender, stiker untuk promosi.
Peranan Public Relations
Secara umum, alam sebuah organisasi. public relations memiliki sejumlah peranan,
1. Expert prescriber. Membantu organisasi mencari solusi dalam penyelesaian masalah dengan publiknya.
2. Communications fasilitator, PRO (public relations officer) bertindak sebagai fasilitator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3. Problem solving process fasilitator, membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi/keputusan dalam mengatasi masalah dengan publik.
4. Communication technician, menyediakan layananan teknis komunikasi yang pelaksanaannya tergantung masing-masing level atau bagian, mulai dair pimpinan sampai bawahan.
The Meaning of Public Relations
February 15, 2007, 2:51 pm Filed under:
Main Topic
“Public Relations activity is a management of communications between an organization and its public”.-The British Institute of Public Relations.
Dari berbagai riset mengenai istilah, ruang lingkup dan aplikasi public relations dalam keseharian, definisi public relations itu adalah ilmu, suatu system, fungsi, proses, profesi, metode, prkatek, aktivitas, dsb.
Beberapa defenisi public relations di antaranya,
“Public Relations is the art of bringing about better public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization.-Howard Bonham
“Public Relations practise is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organizational and its public”._The British Institute of Public Relations.
“Public Relations is the continuing process by which management endeavour to obtain goodwill and understanding of its customers, its employee and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly, through all means of expression”.-JC Seidel.
“Public Relations is the continued process of keying policies, services and actions to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institution policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation”.-W.Emerson Reck.
“Public Relations” is the management functions which evaluates public attitudes, identities the policies and procedures of an individual or organization with the public interest, and execute a program of action to earn public understanding and acceptance”.Glenn & Denny Griswold.
Dari sejumlah definisi tersebut, jika kita telaah, terdapat beberapa unsure penting dalam public relations,yakni :
Hubungan yang terjadi adalah hubungan dua arah (two way communication), ini diindikasikan dengan penggunaan kata “relations”, dan bukannya “relation”.
Aktivitas, fungsi manajemen, proses, usaha, individu atau organisasi untuk memperoleh dan atau meningkatkan kesamaam pengertian dengan publiknya, baik individu maupun organisasi.
Adanya usaha, fungsi manajemen atau proses mencapai hubungan harmonis dengan komunikannya.
Komunikan/publik dalam public relations terdiri dari publik dalam (internal public) dan publik luar (external public). Sehingga aktivitas dalam public relations ada dua bentuk, yakni Internal Public Relations dan External Public Relations.
Secara umum, dapat didefinisikan bahwa Public Relations adalah sebaga bentuk usaha/kegiatan/fungsi manajemen yang dilakukan untuk mempertahankan/meningkatkan citra positif serta kepercayaan dan pengertian dari publik dalam (internal public) maupun publik luar (external publik).
Yang dimaksud publik dalam adalah karyawan, pemegang saham. Sementara publik luar mencakup masyarakat sekitar, klien, pemerintahan dan media massa.

ABOUT PUBLIC RELATIONS
February 12, 2007, 5:08 am Filed under:
Main Topic
What’s the public relations?
Istilah PR pertama kali diluncurkan Thomas Jefferson tahun 1807 di depan Kongres Amerika Serikat.
Tahun 1882, istilah PR juga diucapkan dalam sebuah sambutan pada hari sarjana di Yale Law School. Sambutan yang berjudul The Public Relations and Duties of the Legal Profession ini dicantumkan dalam The Year Book of Railway Litterature tahun 1987 yang penggunaannya dihubungkan dengan perkeretaapian di Amerika Serikat.
Tahun 1921, Ivy Lee secara reguler menerbutkan bulletin yang berjudul Public Relations di New York
Tahun 1923, Edward L Bernays mempopulerkan istilah PR dalam bukunya Crystalazing Public opinion.
Public Relations as Proffession
Awal abad 20, pelopor PR yang memulai karirnya di bidang publissitik Ivy Lee membuka biro advice and councell dalam bidang public relations. Hampir bersamaan waktunya, pimpinan industri American Telephone and Telegraph, Arthur Page secara khusus menerapkan PR yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan baik berusahaan baik dengan pegawai, langganan maupun publik sekitar perusahaan seperti lazimnya praktek PR saat ini.
Sementara di sector pemerintahan, profesi Public Relations Officer mulai diterapkan George Creel di masa pemerintahan presiden Wilson. Saat itu Creel memiliki tugas di bidang Public Information. Di masa selanjutnya, George Creel; dibantu Edward L Benays. Bernays sendiri diakui sebagai pelopor PR yang pertama kali memberikan materi kuliah PR, yakni di Universitas New York.